Autobiografi
Maretha Putri Ayu
x-5
Daftar isi
Cover ………………………………………………………………………………………… i
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………. ii
Kata Pengantar………………………………………………………………………….. 1
Biodata Penulis …………………………………………………………………………. 2
Masa Kanak-kanak dan TK…………………………………………………………. 3
Masa SD……………………………………………………………………………………. 11
Masa SMP…………………………………………………………………………………. 19
Masa SMA-sekarang………………………………………………………………….. 25
Kata
pengantar
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah yang Maha
Kuasa bahwasanya saya telah berhasil menyelesaikan tugas berupa sebuah karya
tulis yang berbentuk autobiografi
Adapun rasa terima kasih yang tak terhingga saya
sampaikan kepada Ibunda yang telah banyak membantu dalam pembuatan
autobiografi ini serta teman, guru dan keluarga yang telah berperan besar dalam
mewarnai hari-hari saya. Tanpa mereka, autobiografi ini tidak akan dapat
dibuat.
Penulis
sungguh berharap bahwa autobiografi ini dapat menghibur dan memberi manfaat
bagi orang yang membacanya. Lebih khusus lagi, penulis berharap autobiografi
ini dapat memenuhi standar yang ditetapkan oleh Ibu Zarnifatma dalam menilai
tugas ini.
Akhir kata, saya meminta maaf jika ada
kesalahan dalam penulisan auto biogafi ini. Bagaimana pun, saya hanyalah
manusia biasa yang tak lepas dari kesalahan. Saya juga meminta maaf jika ada
bagian-bagian yang menyinggung perasaan pembaca sekalian. Semoga autobiografi
ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Biodata Penulis
Nama Lengkap : Maretha Putri Ayu
Nama Panggilan : Maretha / Etha
TTL : Jakarta, 2 Maret 1997
Agama : Islam
Alamat : Sawangan Permai Blok A/4 no. 7
Sawangan Depok
Nama Orang Tua
Ayah : Endang Mulyadi
Ibu : Sri Juniyeti
Anak ke : 1 dari 2 bersaudara
1. Masa Kanak-kanak dan TK
Pada hari Minggu, 2 Maret 1997, tepatnya pukul 07.00 WIB
ibu saya berhasil menjalani operasi, berjuang melawan rasa sakit dan takut demi
kelahiran saya. Saya dilahirkan dengan panjang 43 cm dengan berat 2,75 kg. Saya
anak pertama dan saya juga cucu pertama dari keluarga ayah. Saya dilahirkan
dengan proses operasi dikarenakan saya belum juga menandakan tanda-tanda akan
lahir saat kehamilan ibu saya telah masuk bulan ke-10.
Dan pada akhirnya dokter menyarankan
untuk melakukan operasi kelahiran. Dan ternyata penyebab keterlambatan
kelahiran saya karena saya terlilit tali pusat.
Saat bermur 1 bulan lebih 10 hari,
saya dibawa orang tua saya untuk tinggal bersama Oma-Opa di Palembang karena
kedua orang tua saya bekerja dan oma tidak mengijinkan saya untuk diurus baby
sister. Saya tinggal bersama oma sampai saya berumur 4 bulan.
Saat itu orang tua saya masih
tinggal di daerah Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Saat itu saya diurus oleh
seorang baby sister bernama Was. Saya dan orang tua saya tinggal di Lenteng
Agung hanya beberapa bulan, lalu kami pindah ke Sawanga, tempat kami tinggal
sampai sekarang. Saat orang tua saya bekerja, saya diasuh dan bermain bersama
mbak Was. Tapi pada suatu hari ada orang yang meminta izin ke mbak Was untuk
mengambil tabung elpiji di dalam rumah, dengan alasan disuruh oleh ibu saya
untuk mengambilnya. Karena mbak Was tidak tahu apa-apa, dia mengijinkan orang
tersebut mengambil tabung elpigi di dalam rumah. Dan saat orang tua saya pulang
bekerja, mbak Was menceritakan kejadian tersebut, dan ibu saya mengatakan bahwa
dia tidak menyuruh siapa-siapa untuk mengambil tabung elpiji. Dari kejadian itu
lah orang tua saya merasa khawaitir terhadap keamanan rumah, dan akhirnya ibu
saya memutuskan untuk berhenti bekerja dan menjaga saya.
Saat saya mulai tumbuh gigi, seperti
anak kecil pada umumnya, saya senang menggigit sesuatu karena merasa gusinya
gatal. Tetapi, saat saya merasa gusi saya gatal dan ingin menggigit seuatu,
saya pasti akan berlari ke mbak Was dan menggigit mbak Was. Saya tidak pernah
mau menggigit ayah atau ibu saya.
Dulu rambut saya pendek seperti anak
laki-laki dan ayah saya selalu mengajarkan saya perilaku anak-anak laki-laki.
Acara televisi yang sering saya tonton saat saya kecil adalah film “Mak
Lampir”, “Genie oh genie”, “Jin dan ju”, “Tuyul dan Mbak Yul” dan “Saras 008”.
Suatu hari saat saya sedang bermain di depan rumah mbah saya di Palembang, saya
bermain di atas jembatan dengan ditemani oleh ayah saya. Saat itu ayah saya
sedang berbincang dengan tetangga dekat rumah mbah, dan saya sedang menirukan
gaya “Saras 008” saat ia ingin berubah menjadi super hero. Saya berputar-putar
dan karena masih sangat kecil, saya berputar hingga jatuh ke dalam sungai.
Ayah saya tidak menyadari kalau saya
tercebur kedalam sungai, beruntungnya ada tetangga mbah saya yang melihat
kejadian itu dan langsung menolong saya. Semua orang panik dan beruntungnya
saya tidak apa-apa. Saat ibu dan mbah saya bertanya “Etha tadi kenapa ?” saya
hanya menjawab “Tadi etha liat ikan mah” jawaban saya itu mengundang gelak tawa
orang-orang yang panik. Saat dirumah mbah juga saya pernah mengalami kejadian
yang tidak mengenakan, saat itu saya bermain di depan rumah mbah saya, dan saya
menarik ekor kucing liar yang ada di sekitar rumah mbah saya, saya pun dicakar
oleh kucing itu dibagian kaki, dan kaki saya berlumuran darah. Karena merasa
takut dan sakit, saya berlari ke ibu saya dan ibu saya pun sangat kaget dan
panik saat melihat kaki saya penuh darah.
Saat dirumah mbah juga saya pernah
melakukan ulah yang membuat mbah saya diminta ganti rugi karena tetangganya
yang memiliki anak ayam yang dilepas begitu saja dan bermain di depan rumah
mbah saya, saya cekik satu persatu sampai mati. Hehehe... Memang sudah bandel
dari kecil sepertinya. Dulu saya juga suka merusak jam waker di rumah Oma. Saya
sangat senang merusak jam waker. Entah bagaimana dan apa yang saya lakukan,
yang jelas, apabila saya memegang jam waker beberapa menit kemudian jam
tersebut sudah terlepas semua bagiannya. Mulai dari kacanya, jarumnya, semuanya
saya lepaskan.
Saat berumur 3 tahun, saya dimasukan
ke TPA di dekat rumah oleh ibu saya. Saat itu saya paling kecil sendiri. Dan
hanya saya yang masih membaca Iqra. Saat berumur 4 tahun saya dimasukan ke TK
Al-Mashum oleh orang tua saya. Disitu saya mulai bersosialisasi. Mulai belajar
berteman, dan berbagi minan dengan teman. Pertama masuk TK saya tidak merasa
takut atau menangis saat ditinggal oleh ibu saya. Saya justru mendekati dan
mengajak main teman-teman saya yang lain agat mereka tidak menangis. Di TK saya
diajarkan mewarnai, menulis angka, menempel, menggunting, menari, dan semphoa. Dulu
saya sangat senang menggambar dan mewarnai. Saya sering mengikuti lomba-lomba
dan mendapatkan prestasi dibidang menggambar dan mewarnai. Tapi saat beranjak
ke SD saya jadi jarang menggambar dan mewarnai, dan saya tidak menikuti les
manggambar lagi, sehingga bakat itu bagaikan menguap begitu saja.
2. Masa SD
Saat berumur 6 tahun 3 bulan, saya didaftarkan masuk SD
oleh ibu saya. Dulu ibu saya dan ibunya Elfira sama-sama mendaftarkan kami ke
SDN Anyelir 1. Tetapi syaang nya hanya Elfira yang masuk ke SDN Anyelir 1. Saya
tidak diterima di SDN Anyelir 1 karena alasan umur saya yang tidak mencukupi
untuk masuk ke SDN Anyelir. Akhirnya saya pun di daftarkan ke SDN Depok Jaya 1.
Di SD saya menemukan teman-teman yang jauh lebih banyak daripada di TK.
Teman-teman saya makin beragam dan
saya mempunya kakak kelas atau kakak tingkat. Saya pertama kali masuk SD duduk
di kela 1a. Tidak ada seorang teman pun yang saya kenal waktu itu. Dulu saya
duduk bersama Intan, Intan mempunyai saudara bernama Adit, yang juga duduk di
kelas 1a. Saat di SD saya pernah mengobrol saat guru agama saya sedang
menerangkan pelajaran. Karena saya belum tahu bahwa di SD tidak boleh
mengobrol, saya pun dengan santainya mengobrol dan menghadap ke belakang saat
guru saya menerangkan. Alhasil saya pun dicubit oleh guru saya. Sejak saat itu
saya kapok mengobrol di kelas, karena tidak mau dicubit + diplototi guru saya.
Saat pelajaran bahasa indonesia guru
saya menugaskan untuk menulis kata “Uang” dan karena saya belum terlalu lancar
membaca sayapun menulis kata “Uang” dengan ejaan “U-Wang” dan saat buku saya
dibagikan dan saya mendapat nilai 90, dan saat saya lihat bagian yang salah
adalah ejaan “U-wang” saya pun maju ke depan, dan menanyakan mengapa ejaan saya
salah. Dan guru saya menjelaskan bahwa ejaan untuk “Uang” tidang menggunakan
huruf “W” dan sayang teguh bahwa ejaan saya benar. Saya merasa teguh bahwa saya
benar karena guru saya tidak menjelaskan nya kurang memuaskan dan kurang
membuat saya mengerti. Lama kelamaan saya pun tahun bahwa memang ejaan untuk
“Uang” tidak menggunakan huruf “W” dikamus bahasa Indonesia. Saat pembagian
rapot pertama di SD saya tidak terlalu perduli dengan kata-kata “Rank”. Karena
saya belum terlalu mengerti fungsi Rank itu apa. Saat itu saya memperoleh rank
ke-2 di kelas. Yang saya herankan mengapa saya rank 2 sedangkan jumlah nilai
saya sama dengan rank pertama.
Dan setelah mendapat penjelasan dari
guru, dia mengatakan bahwa saya memperoleh rank ke-2 karena saya kurang dari
segi “Kerapihan”. Sejak saat itu saya sangat memperhatikan kerapihan saya. Saat
di SD pelajaran kegemaran saya adalah pelajaran komputer, karena pelajaran
komputer hanya bermain puzzle, dan berbagai macam games lainnya. Dulu saya
pernah mendapat nilai sangat jelek di matapelajaran Matematika. Saya dimarahi
ibu saya karena memperoleh nilai yang kurang memuaskan. Dan saya diajari oleh
ibu, tetapi sya menonton televisi, dan ibu sayapun marah sangat menyeramkan.
Sejak saat itu, saya sangat bersungguh-sungguh dalam mempelajari matematika,
karena tidak ingin dimarahi lagi.
Saat saya duduk di kelas 3 SD, Ibu
saya melahirkan seorang adik laki-laki yang tampan dan sangat lucu. Ia diberi
nama Muhammad Danu Hartawan. Ia hanya dapat bersama kami selama 8 bulan. Ia
meninggal akibat kelainan Jantung. Hal tersedih yang pernah saya rasakan.
Kehilangan seorang adik yang sangat kau sayangi. Adik yang selama ini kau
tunggu dan kau nanti-nantikan hanya bisa berasamamu selama 8 bulan. Belum
sempat bermain bersama. Saya baru bau mengenalnya, tetapi dia sudah diapnggil.
Saat itu saya sangat sedih melihat
ibu saya yg tak henti-hentinya menangis, melihat ayah saya yang kebingungan.
Semua bagaikan mimpi. Dan saya sendiri belum bisa terima bahwa adik saya sudah
tidak ada. Saya sempat merasa tuhan tidak adil dan saya merasa tuhan tidak
sayang kepada saya dan adik saya. Tapi semakin kedepan saya makin menyadari
bahwa Tuhan pasti mempunyai rencana dibalik itu semua. Tuhan menginginkan saya
menjaga orang tua saya di dunia dan dia mengutus adik saya menjaga orang tua
saya dari surga sana. Dan sampai sekarang saya yakin, adik saya melihat saya
dan orang tua saya dari atas sana. Dia pasti mendoakan keluarganya.
Saat duduk di kelas 4 SD saya
mengikuti ekskul Drum Band. Saat itu posisi saya di Drum Band menjadi seorang
pemain drum Tenor. Itu pengalaman pertama saya memainkan alat musik drum.
Pengalaman itu sangat tak terlupakan, saya tampil mengikuti lomba dengan
menggunakan seragam drumband dan mengenakan stand drum dan bermain tenor
pertama kali saat lomba di daerah Bogor. Dan Tim Drum Band kami mendapat juara
umum, betapa senangnya perasaan saya saat itu. Saya tidak lama menjadi seorang
pemain Tenor, beberapa bulan kemudian saya dipindahkan menjadi pemain Bass
Drum. Bas Drum adalah drum yang sangat besar yang biasa ada di tim Drum Band.
Tetapi posisi saya itu tidak bertahan lama juga, karena saya dipindahkan posisi
mejadi seorang Majorete.
Betapa senangnya perasaan saya saat
saya dipilih menjadi seorang majorete. Saya mulai belajar memainkan stik
majorete, belajar spin sambil setengah khayang, belajar melempar stik majorete,
belajar memberikan kode ke pemain lain dan masih banyak lagi. Saat duduk di
kelas 5 SD saya muali pasif di kegiatan drum band. Saya mulai mempersiapkan
diri menghadapi Ujian Nasional. Di kelas 5 saya mulai merasa pelajaran
matematika saya agak kurang dan saya meminta ibu saya untuk didaftarkan kumon.
Akhirnya pada saat itu saya masuk dengan level awal “A” saya bingung saat itu,
mengapa anak kelas 5 SD diberikan soal-soal pertambahan dan pengurangan.
Ternyata memang prinsip dasar kumon membangun pondasi matematika awal baru
mempelajari materi sesuai tingkat kelas, dan mempelajari jauh diatas tingkat
kelas. Sejak masuk kumon saya merasa terbantu di mata pelajaran matematika. Di
saat kelas 6 SD saya sudah dapat mengerjakan soal materi kelas 2 SMP, itu
sangat membantu pelajaran saya di sekolah dan menumbuhkan rasa percaya diri
saya dalam menghadapi UN.
Saat Ujian Nasional, saya merasa
agak sedikit gugup. Karena di berita sangat ramai perbincangan bahwa ada
siswa-siswi SMP dan SMA yang tidak lulus. Dan saya pun merasa takut. Hari
penentuan masa SD saya pun tiba. Hari demi hari dilalui, dan tak terasa saya
bisa melewati Ujian Nasioanal tanpa adanya halangan yang berarti.
Tetapi kegugupan belum berakhir disitu
saja. Saya masih merasa waswas karena belum mengetahui hasilnya. Setiap hari
saya berdoa untuk mendapatkan nilai yang memuaskan. Sebelum hasil UN keluar,
saya mengikuti test masuk SMP. Ibu saya mendaftarkan SMP di SMP 2 yang katanya
sudah bertaraf Internasional. Sebenarnya saya ingin masuk SMP 1 Depok, karena
teman-teman saya banyak yang ingin masuk ke SMP 1 Depok. Tetapi karen banyak
beberapa teman saya yang mendaftar ke SMP 2 Depok, saya pun akhirnya mau
mengikuti test di SMP 2. Pada hari pertama test, aaya diantar oleh ibu, tetapi
saat ingin berangkat dari rumah, ban motor ibu saya pecah dan harus ke tambal
ban. Tetapi waktunya sudah sangat mepet dan apabila saya menunggu ban motor
ditambal saya pasti akan datang telat di test. Akhirnya saya pergi ke SMP 2
dengan naik ojek. Sesampainya di SMP 2 Depok, saya tidak tahu harus kemana.
Saya pun bertanya ke panitia dan saya ditunjukan ruangan test untuk saya. Saat
test saya duduk sebangku dengan Rodli, Rodli adalah anak laki-laki dari salah
satu SDIT.
Test masuk SMP 2 Depok selama 3
hari, dan minggu depan nya adalah pengumuman hasil test. Saat hari pengumuman
itu tiba, teman-teman saya orang tuanya sudah mengambil dan mereka sudah
mengetahui hasil testnya. Banyak diantara mereka yang tidak lulus, dan mereka
menangis. Tetapi saya sendiri belum mengetahui hasilnya karen saya di sekolah
dan ibu saya belum memberikan kabar. Saat pulang sekolah ibu saya menjemput
saya dan mengabarkan bahwa saya diterima di SMP 2 Depok. Betapa senang nya
saya. Teman-teman saya memberikan selamat kepada saya atas kelulusan saya di
test masuk SMP 2 Depok. Tapi entah mengapa saya masih sangat ingin masuk SMP 1
Depok karen banyak teman-teman saya yang ingin masuk ke SMP 1 Depok.
Saat pengumuman hasil UN tiba,
teman-teman saya datang pagi dan saya dengan ibu saya datang agak siang. Dan
sesampainya di sekolah, setelah selesai memarkir motor, ibu saya mendapat
selamat dari ibu teman-teman saya, mereka mengatakan bahwa saya memperoleh nem
tertinggi di sekolah. Betapa senang nya hati saya saat mendengar kabar
tersebut. Saya memperoleh nem 28,20. Yang membuat saya kecewa adalah saya tidak
memperoleh nilai 10 di salah satu mata pelajaran. Padahal saya sangat berharap
saya memperolah satu angka 10 disalah satu mata pelajaran. Tetapi ya sudah lah,
saya sudah cukup bahagia dengan nilai yang saya peroleh.
3. Masa SMP
Setelah
lulus dari SD saya melanjutkan sekolah ke SMP 2 Depok. Disana terdapat 5 kelas
RSBI dan 4 kelas Reguler, saya mempunyai teman yang lebih banyak lagi
dibandingkan di masa TK dan SD. Ternyata disaat saya mendaftar ulang saya
bertemu dengan Rodli, teman sebangku saya saat test. Dan saya bertemu beberapa
teman TK saya seperti Nida, Giza, Febi, Rafdi, Sasa, dan masih banyak lagi.
Di SMP 2
saya baru merasakan awal-awal menjadi anak SD yang sibuk mempersiapkan MOPD
untuk masuk masa ajaran baru di SMP. Itu hal yang tak terlupakan bagi saya.
Saya disuruh meminta tanda tangan kakak kelas. Tetapi sebelum diberikan tanda
tangan, kita diberikan satu tantangan terlebih dahulu. Saya pernah disuruh
bernyanyi, memperagakan gaya berenang di tengah lapangan, mencubit kakak kelas
lain, dan masih banyak lagi.
Dulu
saat MOPD SMP saya mendapat kan kelompok Nusantara yang bersimbol warna merah.
Hal yang paling tidak bisa saya lupakan adalah saat aksi dari ekskul-ekskul di
SMP 2. Ada satu aksi ekskul yang membuat saya panik. Yaitu ekskul PMR. Di
aksinya, anak-anak PMR memperagakan cara pertolongan pertama dan cara
menjangkau medan yang sulit. Dan saat ada adegan salah satu peserta MOP yang
melompati tumpukan kursi dan meja, peserta MOPD tersebut terjatuh dan berdarah
sangat banyak. Semua anggota MOPD yang lain mengrubungi korban, dan semua
diharap tidak panik dan korban dibawa memutari lapangan. Yang saya curigai
adalah, apabila itu kejadian yang sebenarnya, mengapa korban tidak langsung
ditangani, dan mengapa harus dibawa mengitari lapangan ? Ternyata setelah saya
tanyakan kepada kakak korlas saya, dia berkata bahwa itu adalah bagian adegan
dari aksi ekskul PMR.
Saya pun
merasa malu karena jujur saja saya merasa panik saat melihat peserta MOPD
terjatuh dan bajunya berlumuran darah. Saat pembagiaan seragam, hal yang paling
membanggakan adalah saat mengenakan batik SMP 2 untuk yang pertama kalinya.
Saya merasa sangat norak waktu itu. Tapi memang begitulah yang saya rasakan.
Saat seminggu setelah pembagian baju seragam saya menggunakan seragam hari rabu
yaitu seragam pramuka. Dan hari itu berjalan seperti hari-hari biasanya, tetapi
semua berubah ketika saat setalah jam istirahat pertama, pelajaran selanjutnya
adalah pelajaran fisika yang mengharuskan siswa membawa kamus, karena pelajaran
fisika menggunakan 2 bahasa dalam penjelasan nya. Saya membawa kamus elektrik,
dan kebetulan kamus saya baterai nya habis dan harus di charge. Akhirnya sya
pun mencharge kamus elektrik saya dibawah meja guru, karena hanya dibawah meja
gurulah terdapat stop kontak listrik.
Kamus saya berada di bawah kursi
guru. Dan bel pergantian belajarpun berbunyi. Saya panik karena saat saya
mencari-cari kamus saya, kamus saya tidak ada di dalam tas, meja, loker dan
kolong meja saya. Dan teman dekat saya Irna mengingatkan kalau kamus saya
sedang di charge di bawah meja guru. Melihat guru saya sudah berjalan memasuki
kelas dan duduk di kursi guru, saya khawatir kamus saya akan terinjak, saya pun
berlari secepat yang saya bisa untuk menyelamatkan kamus saya. Dan tanpa saya
sadari rok saya tersangkut di ujung papan tulis,dan terdengar bunyi “BREK” yang
membuat semua anggota kelas melihat ke arah saya. Dan ternyata rok pramuka saya
sobek begitu besar. Kejadian itu sangat memalukan. Guru syaa pun tertawa
melihat kejadian itu.
Saat
saya naik kelas 8 saya mendapatkan kelas 8E. Dan di kelas 8 ini lah saya
merasakan kekompakan kelas yang begitu kekeluargaan dan saling menyayangi satu
sama lain. Di kelas 8 ini saya merasakan program Study Tour untuk pertama
kalinya. Baru kali itu saya pergi jauh dari rumah tanpa didampingi orang tua.
Dan ternyata ketakutan saya bahwa saya tidak bisa mandiri pun berkurang, karena
saya dapat mengurus semua keperluan saya sendiri selama 4 hari. Saat study Tour
saya merasakan pengalaman pertama kali memasuki goa dimalam hari, melihat
gunung merapi, berbelanja oleh-oleh, bangun pagi yang amat teramat pagi, dan
masih banyak lagi.
Sepulang
dari Study Tour saya sakit beberapa hari karena saya kurang memperhatikan pola
makan. Study Tour adalah pengalam paling berkesan yang saya alami selama
menjadi siswi SMP 2 Depok. Saat kenaikan kelas saya mendapatkan kelas 9a. Kelas
ini sama seperti kelas MOPD dan kelas saat kelas 7 dulu. Dikelas 9 saya
dipercaya menjadi seorang ketua kelas. Saya pun berusaha menjalan kan amanah
yang mereka berikan kepada saya. Dikelas 9 saya merasakan ketegangan ingin
menghadapi UN yang berkali-kali lipat dibanding saat ingin menghadapi UN di
waktu SD.
Saya
berusaha semaksimal yang saya mampu untuk mengerjakan Try Out yang diberikan.
Tetapi hasilnya masih jauh dari yang diharapkan. TO pertama saya memperoleh
nilai 32, tepatnya saya lupa. TO ke 2 hanya mendapatkan nilai 31, dan TO ke 3
saya sempat mencapai angka 35, tetapi itupun masih dibawah harapan saya. Dan
puncak kesedihan dan kehawatiran saya saat saya melihat hasil TO ke 4 saya.
Saya mendapat angka 2 dan 4 di mata pelajaran IPA dan Matematika. Guru-guru
saya tidak percaya saya mendapatkan angka 2 dan 4 dimata pelajaran IPA dan
Matematika. Para guru IPA saya menanyakan, apakah saya mempunyai masalah atau
saya tidak bisa mengerjakan atau bagaimana ? Dan guru matematika saya menyuruh
saya mengerjakan ulangan TO itu di kertas selmbar di depan mereka, dn hasilnya
seharusnya saya tidak mendapatkan angka 2 dan 4 di mata pelajaran itu.
Guru
Fisika saya merasa tidak percaya dan dia menanyakan hal itu ke diknas Jawa
Barat. Karena bukan saya saja yang memperoleh nilai 2 dan 4 di mata pelajaran
IPA dan Matematika. Hampir bisa dibilang, semua nilai IPA dan Matematika
teman-teman saya yang satu paket dengan saya memperoleh nilai yang buruk.
Setelah dilaporkan ke pihak Diknas Jawa Barat, ternyata ada kesalahan
penyocokan kunci jawaban dari puhak Diknas. Dan seharusnya apabila menggunakan
kuci yang sebenarnya saya peringkat 4 paralel. Tetapi masih kisaran total nilai
35, sekian. Dan hari penentuan masa SMP saya pun tiba. Saya mengerjakan soal
demi soal dengan tenang dan sebisa yang saya mampu.
Selesai
menjalankan UN saya pun mulai disibukan dengan memilih SMA yang akan saya tuju
selanjutnya. Pilihan utama saya adalah SMANSA karena lokasinya yang dekat dari
rumah saya dan memang unggulan. Dan SMA lain yang ingin saya daftar adalah SMA
28 Jakarta. Saya mendaftarkan diri ke smansa bersama-sama teman-teman saya dari
SMP 2 Depok. Dan saya pun mengikuti tes di SMANSA tanpa ada hambata yang
terlalu serius. Pengumuman pertama adalah pengumuman hasil test “Tertulis”. Dan
Bukan sampai sini saja perjuangan yang harus saya lakukan, setelah test tertlis
saya harus mengikuti test lisan atau test wawancara bahas inggris. Dan setelah
pengumuman hasil test tertulis + test wawancara, saya dinyatakan lulus dengan
peringkat 73. Dan tahap selanjutnya adalah penambahan nilai hasil UN.
Saya
sangat takut menunggu hasil UN. Saat hari pengumuman UN tiba. Saya dan ibu saya
sangat tegang. Sesampainya di sekolah banyak ornag tua murid yang dikumpulkan
dalam kelas terlebih dahulu untuk diberikan penjelasan dari wali kelas. Dan
pembagian nilai UN pun tiba. Teman-tema saya yang mendapat giliran pertama ada
yang menangis, ada yang tersenyum bahagia. Hal itu menambahkan ras tegang saya.
Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya ibu saya mendapat giliran menagmbil
nilai, betapa bahagianya saya saat diberitahukan bahwa saya meraih nilai UN
tertinggi di kelas dengan memperoleh nilai matematika 10. Hal terbahagia bagi
saya, bisa memperoleh nilai 10 untuk orang tua saya.
Memang
bukan hal luar biasa memperoleh nilai matematika 10 di UN. Tapi entah bagi saya
itu satu hal sangat membahagiakan. Setidaknya saya melampaui target saya. Saya
menargetkan mendapatkan nilai UN 37, sedangkan saya memperoleh 38,15. Itu hal
yang sudah lebih dari kata cukup bagi saya. Dan saya merasa bahagia karena saya
bia melihat orang tua saya tersenyum bangga.
4. Masa SMA
Setelah
lulus dari SMP saya mempersiapkan diri untuk menjadi siswi SMANSA Depok. Saat
pembagian kelompok MOPD saya mendapatkan kelas X-5 dengan warna kelompk “Ungu”
dan bimbingan koorlas kak Silmi dan kak Fahmi. Mereka ber-2 adalah koorlas yang
sangat baik. Selalu mengarahkan kami, membimbing kami mengerjakan tugas-tugas
MOPD yang begitu banyak.
Di kelompok
MOPD saya sekelompok dengan beberapa teman dari SMP yang sama. Mereka adalah
Aryo, Imam, Dhito, Nenis, Ifa, dan masih ada beberapa yang lain. Teman-teman
saya yang berasal dari SMP yang sama banyak yang menjadi siwa-siswi SMANSA.
Tahun ini Masa Orientasi Peserta Didik baru hanya dilaksanakan selama 3 hari,
dikarenakan bentrok dengan jadwal puasa.
Di MOPD
SMANSA kakak-kakak MPK dan OSIS dibagi menjadi beberapa kelompok. Ada yang
menjadi Korlas, Sentra, Kakak Acara, dan Kakak Inti. Dari beberapa kelompok
kakak MPOS itu yang paling ditakuti oleh para peserta MOPD adalah kakak Sentra.
Dikarenakan semua kakak Sentra selalu memarahi dan memberikan kami tugas yang
begitu banyak. Mulai dari Esay, menulis tata tertib, membawa bekal makanan,
menilus kaligrafi, hafalan surat al-Qur’an, diary dan masih banyak tugas lain
nya.
Karena
terlalu banyak tugas menulis tata tertib, ada beberapa peserta MOPD yang
menulis tata tertib di buku MOPD dengan menggunakan kertas karbon. Itu memang
membantu menulis dalam jumlah banyak, tetapi itu sangat berpotesi mengundang
amarah kakak sentra. Dan alhasil saat apel pagi semua peserta MOPD di marahi
oleh kakak sentra. Dan kami semua dimarahi oleh pak Teguh selaku pembina MPOS
SMANSA. Kami semua diberi julukan angkatan “Tempe”. Tapi itu semua tidak
membuat kami sedih. Justru membuat saya dan teman-teman lain ingin menunjukan
ke kakak sentra bahwa kami bukan tempe dan kami bisa.
Disaat
hari ke-3 MOPD kami dimarahi di apel pagi berkali-kali lipat dari hari-hari
sebelumnya. Kami sudah menyiapkan mental karena kamu sudah membayangkan bahwa
hari itu adalah hari terakhir dan pasti hari penghabisan dari semua kejailan
kakak-kakak kelas. Dan saat kami semua berkumpul di depan gerbang menunggu
persiapan apel pagi, ada salah satu teman sekelas saya yang membawa koran
“Monitor Depok” dan menunjukan satu berita yang berisi bahwa di hari terakhir
MOPD SMANSA biasanya seperti tradisi smansa yang sudah-sudah, semua peserta
MOPD akan di siram dengan menggunakan air dari Rawa Besar. Saat membaca berita
tersebut kami sekelas sangat panik karena tidak membawa baju ganti untuk
pulang.
Dan
kebenaran berita itu terbukti saat apel sore dan saat upacara penutupan kami
semua berkumpul di lapangan dan ada bapak Achmadi selaku kepala sekolah SMANSA
Depok, dan beliau mengatakan bahwa beliau sangat kecewa dengan angkatan saya.
Beliau mendengar kabar bahwa ada peserta MOPD yang menulis tata tertib di buku
MOPD menggunakan kertas karbon dan beliau menyatakan rasa kekecewaan nya
terhadap kami semua. Beliau marah dengan kakak MPOS dan beliau berkata bahwa
kakak MPOS belum berhasil membimbing kami dan beliau sempat memarahi kak Audi
selaku ketua OSIS. Beliau memarahi kak Audi dan berkata bahwa MOPD harus
diulang saat bulan puasa, atau angkatan saya harus mengikuti MOPD tahun depan
bersama adik-adik kelas sepuluh tahun ajaran 2013/2014. Semua merasa sedih dan
kecewa. Tidak hanya peserta MOPD yang merasa sedih. Tetapi semua kakak MPOS
menunjukan wajah sedihnya. Awalnya kami mengira itu bagian dari skenario MOPD,
tetapi saat mang Udin mengamuk, kami semua merasa sangat takut. Karena apabila
itu skenario tidak mungkin sampai mang Udin ikut merasa kecewa dan memarahi
kami. Beberapa dari kami sudah ada yang menangis, dan beberapa korlas ada yang
menangis.
Dan kami
semua disuruh menundukan kepala sambil memejamkan mata. Saat itu saya duduk
disebelah Imam, teman saya dari SMP yang sama. Sambil memejamkan mata Imam
berkat “Tha... Lo udah siap basah gak ? Kita duduk paling belakang, Paling
basah ini mah” saya pun hanya berkata “Oh iya ! Disiram ! Kita paling belakang,
dan jangan ditanya lagi Mam kalau basah, kita paling basah ini” dan sebelum
saya sempat menyelesaikan kalimat saya, kami semua pun sudah disiram oleh mang
Udin dan kakak-kakak MPOS.Kami semua basah akibat disiram air dari Rawa Besar.
Dan bukan hanya kami yang basah karena disiram, tetapi kakak-kakak MPOS juga
basah karena mereka saling siram. Selesai melaksanakan MOPD kami semua libur
awal puasa, dan masuk di minggu ke 2 bulan puasa. Saat masuk sekolah hari
pertama setelah MOPD saya mendapat kelas X-5 yang berwalikelaskan Bu
Zarnifatma.
Tidak terlalu asing bagi saya untuk
berada di kelas X-5 dikarenakan banyak terdapat teman SMP saya, ada beberapa
teman SD saya dan beberapa dari kelas X-5 MOPD, dan seperempat dari sisanya
adalah teman-teman baru dari SMP lain. Waktu berjalan begitu cepat, dan UTS
pertama pun datang. Saya sibuk mempersiapkan diri untuk UTS dan untuk menerima
hasilnya di rapot bayangan. UTS di SMANSA sangat amat berbeda dengan UTS di SMP
saya. Kalau dulu di SMP saya, kakak kelas saya mengerjakan soal ujian dengan
waktu yang diberikan sangat mepet dan bisa dibilang waktunya kurang. Kalau di
SMANSA kakak-kakak kelas saya mengerjakan soal dengan sangat cepat, mereka
mengerjakan soal dengan sangat cepat. Sedangkan saya, disaat mereka telah
mengumpulkan soal, saya masih memikirkan jawaban untuk nomor selanjutnya.
Saya
rasa cukup sekian autobiografi tentang perjalanan hidup saya selama 15 tahun
ini. Memang tidak semua kisah dapat saya ceritakan secara mendetail karena
manusia tidak luput dari kata khilaf, dan kekurangan. Mohon maaf apabila dalam
autobiografi saya terdapat kata-kata yang kuran berkenan di hati para pembaca.
Semoga autobiografi saya dapat membuat para pembaca lebih mengenal perjalan dan
kisah hidup saya.
sangat panjang sekali, bagus
BalasHapusLike
BalasHapusIzin copas ya kk yang terakhir kalimat penutup
BalasHapuskak izin copas pada bagain kata pengantarnya yhh:))
BalasHapus