Minggu, 26 Mei 2013

Cinta Untuk Calista


Hari ini hari Rabu, dan seperti biasa, akan diadakan pertemuan ekskul Biologi Club. Bisa dibilang hari Rabu adalah hari yang paling aku tunggu, kerena dihari rabu aku bisa menghabiskan waktu bersama Ferrell. Ferrell, anak kelas 9.4 yang sudah lama ku kenal, dan baru-baru ini aku merasakan ada sesuatu yang menarik di diri Ferrell. Awal mula aku mengikuti ekskul Biologi Club hanya sekedar ingin mengenal Ferrell lebih jauh, dan sekarang Ferrell sudah mulai berani untuk menyapaku.
Di hari Rabu ini, rencananya akan diadakan kegiatan membuat sumur biopori dalam rangka melestasikan lingkungan sekitar sekolah. Ferrell pun datang bersama teman-teman nya yang lain, dan ada beberapa diantara nya terdapat sekelompok anak laki-laki yang bukan anggota Biologi Club. Sekelompok anak laki-laki itu ternyata datang untuk membuat sumur biopori bersama, mereka diundang pembina kami untuk membantu membuat sumur biopori. Beberapa diantara mereka adalah teman sekelasku saat aku dikelas 8, dan salah seorang dari mereka adalah Fabian. Fabian adalah anak kelas 9.5 yang bisa dibilang namanya tidak pernah absen dalam peringkat 5 besar paralel di sekolah kami.
Fabian memang sangat pintar, ditambah lagi dengan penampilan rambut klimis nya dan kacamata. Aku tidak terlalu mengenal Fabian memang, aku mengenalnya dari mama yang selalu menceritakan Fabian. Fabian beginilah, begitulah, ditambah lagi peringkat try out dia yang selalu diatas peringkatku. Kegiatan hari inipun selesai, seperti biasa setelah melakukan kegiatan pembina kami selalu mengajak kami untuk berbincang-bincang. Pembina kamu berencana ingin mengajak kami semua untuk menonton film yang sedang booming daat ini, dan semuanya setuju untuk rencana nonton bersama ini, dan pembina kami menyerahkan keputusan waktu dan hari nya kepada kami, karena hari sudah terlalu sore, akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perbincangan dipertemuan selanjutnya saja.
Seminggu setelah pertemuan itu Fabian mengirim sebuah pesan singkat kepadaku yang berisi “Calista, rencana nonton waktu itu jadi ? Hari apa ? Gue sama temen-temen gue yang waktu itu boleh ikut kan ?”. Aku menjawab pesan dari Fabian dengan cepat, maklum, gak pernah dapet pesan singkat dari orang lain selain operator. “Jadi bi, lo mau ikut ? Yakin ? Lo sama geng lo emang mau jalan sama kita ?”. Fabian membalas “Mau lah... Emang ada alasan gak mau ? Lo panggil gue apa ? ‘Bi’ ? hahaha... Baru lo yang manggil gue ‘Bi’”, aku membalas “ya kan geng lo kan anak-anak gaul sekolah gitu, ini kok jatohnya kayak lo lagi gombal ya ?” Fabian membalas “Ih apa sih ? Pengen banget gue gombalin ? Eh, gue jago gombal loh... haha”. Sejak hari itu Fabian rutin menanyakan kabarku setiap hari, bahkan disaat jam pelajaran pun Fabian sering mengirimkan pesan singkat untukku.
Teman-teman dekatku tau bahwa aku dan Fabian sering mengirimkan pesan-pesan singkat dan bisa dibilang tidak terlalu penting. Mereka semua berkata “Cal, lo lagi deket sama Fabian ? Serius lo seket sama Fabian ? Ya ampun calllll.... Dari Ferrell ke Fabian. Jauh banget ya bedanya, Ferrell kece gitu, Fabian cupu gitu. Gue gak ngerti lagi sama lo”, aku hanya bisa membalas tudingan mereka dengan berkata “Ih, apa sih ? Cuma kirim-kiriman pesan singkat doang salah ? Lagian juga anak cowok sekolah kita mah pasti udah punya inceran masing-masing, dan inceran nya lo tau sendiri cakepnya kayak apa. Mantan si Fabian aja kakak kelas yang cantik itu loh, yang kayak boneka mukanya, mana mau dia sama gue. Udah kalian gak usah senewen gitu”, dan mereka menjawab “Bisa aja tau dia ngincer lo. Awas aja kalau sampe lo suka sama dia, terus dia suka sama lo, terus lo berdua jadian, jadi apaan nanti anak lo kalau punya bokap yang otaknya kayak Fabian, terus nyokap nya kayak lo yang selalu jadi saingan nya Fabian. Mau ngelahirin Einstein junior lo ?”, aku menjawab dengan sedikit kesal “Ih, bahasnya udah ke nikah sama punya anak aja, masih SMP juga. Udah ah, geli bahas anak gitu”.
          Semakin hari aku dan Fabian semakin dekat. Aku sering melihatnya di kantin sekolah bersama teman-teman sekelasnya. Dua bulan aku dan Fabian tidak pernah absen menanyakan kabar satu sama lain, dan teman-teman fabian bertanya “Cal, kalau Fabian nembak lo, lo bakalan terima dia gak ?” aku menjawab “haha, becanda lo ? Mana mau Fabian sama gue, lagian pasti dia udah punya gebetan. Ya kan ?”, teman-teman Fabian hanya menanggapi dengan senyuman.
Bulan ini bulan November 2011, dan teman-teman sekolahku mulai ramai meributkan tanggal 11 bulan ini, karena bisa dibilang tanggal 11 bulan ini adalah tanggal “Cantik” untuk tanggal jadian. Tanggal 11 bulan November 2011 yang ditunggu pun tiba, dan entah mengapa malam ini Fabian tidak memberikan kabar kepadaku, dan sejak hari itu Fabian menghilang beberapa hari tanpa kabar. Aku menanyakan dia kepada teman-teman sekelasnya, dan mereka semua berkata bahwa Fabian sakit sejak tanggal 12.
Teman-teman Fabian mengajakku untuk mengobrol sepulang sekolah hari ini, dan saat pulang sekolah kami duduk-duduk di depan kelas Fabian dan teman-teman Fabian bertanya kepadakku “Cal, tanggal 11 kemaren Fabian nembak lo gak ?” aku bingung dengan pertanyaan yang mereka lontarkan kepadaku, lalu aku menjawab “ha ? Enggak... Kalian pada kenapa, kok nanya gitu ?” mereka mengerutkan kening dan berkata ? “Berarti yang satu lagi ya. Enggak, Fabian bilang dia abis nembak cewek tanggal 11, tapi ditolak. Kita kira cewek itu lo”, entah mengapa mendengar penjelasan dari teman-teman Fabian membuat hatiku sedikit sakit, aku merasa sedikit dikecewakan, mengingat betapa dekatnya kami beberapa bulan ini. Aku hanya bisa berkata sambil sedikit tersenyum “oh, Fabian lagi deket sama siapa emang ?” mereka mejawab sambil tersenyum “haha, yah cal, sorry nyakitin hati lo, tapi emang sebelum deket sama lo, Fabian udah ngincer Devia, anak kelas 9.6 itu loh. Sorry banget ya kita bikin lo bete gara-gara info itu.” Aku hanya tersenyum dan berkata “enggak apa-apa kok, gue juga tau dia lagi deket sama cewek, tapi gak tau kalau orangnya itu si Devia. Eh gue duluan ya”
Aku pulang seperti biasa, namun ada sedikit perasaan kecewa, entah karena mendengar cerita dari teman-teman Fabian atau karena hal lain. Dua hari kemudian Fabian masuk sekolah seperti biasa. Aku bertemu dengan nya di depan gerbang sekolah, Fabian menyapaku terlebih dahulu, “Pagi Calista... Kayaknya udah lama ya aku gak liat kamu” aku hanya tersenyum dan membalas sapaan Fabian “Hai Bian, hehe... kamu nya aja yang jarang liat aku, aku sering kok liat kamu, tapi kamu gak liat, terus mau aku sapa tapi gak pernah aku sapa, gak tau alesan nya apa, hehehe...”
Fabian menjawab “Ha ? Iya ? Wah... Kamu jahat ya sama aku, sapa lah, aku sedih nih gak pernah disapa. Haha... Eh cal, gue duluan ya” aku mengangguk tanda mengiyakan kalimat Fabian. Hari ini berjalan seperti biasa, aku hanya bisa melihat Fabian berjalan ke arh kantin bersama teman-teman nya, dan aku bersama ke3 teman dekatku yang selalu bersamaku kapan pun dan dimanapun. Ke tiga temanku hanya menertawakan ku saat melihat aku yang memperhatikan Fabian dari kejauhan “Sakit hati mba ? Haha... lagian, kan udah kita ingetin, gak usah lh deket-deket sama Fabian, dia mah cupu-cupu gitu mainan nya sama cewek-cewek tenar” Aku hanya mebalas dengan seadaan “Katanya temen. Temen nya lagi sakit hati malah gak disemangatin, iya gue tau gue gak setenar cewek-cewek di sekeliling dia, tapi seenggaknya dia harus tau, gue gak menfaatin kepinteran dia, gak kayak wanita-wanita tenar yang lo semua bilang. Udah ah, gue lagi gak mau bahas Bian”. Aku dan teman-temanku pun pergi meninggalkan kantin.
Bel pulang pun berbunyi, diluar mulai terdengar suara teman-teman ku dari kelas lain yang sudah keluar lebih dulu. Aku membereskan barang-barangku dan memeriksa lagi apakan ada barang yang tertinggal. Saat aku sedang membereskan barang-barang aku mendengar suara seseorang yang tak asing lagi “Hei, Liat Ivan gak ? Gue ada perlu nih sama Ivan” pertanyaan itu dijawab oleh beberapa teman sekelasku “Ivan atau Calista ? Hahaha... Fabian bisa aja alasan nya” Fabian menjawab “Nah itu kalian tau, gak perlu gue perjelas lagi kan ? Tapi serius kok, gue ada perlu sama Ivan, udahan nya baru deh liat Calista”. Aku mengabaikan obrolan mereka semua lalu bergegas pulang. Di depan kelas aku melihat Ivan dan Fabian yang sedang berbincang, lalu “Calista, Kamu mau pulang ? Hati-hatinya” aku hanya mengangguk dan berjalan menuju gerbang sekolah. Semakin hari Fabian semakin sering mengajak ku untuk mengobrol dan belajar bersama. Satu minggu sebelum UN, Aku dan Fabian jarang bertemu untuk mengobrol bersama, kami berdua sama-sama sibuk menyiapkan diri untuk menghadapi UN dan mempersiapkan diri untuk mengikuti tes penerimaan siswa SMA. Aku dan Fabian berencana untuk masuk SMA yang sama, tidak jauh dari SMP kami yang sekarang. Hari yang ditunggu murid kelas 9 se-Indonesia pun tiba. Hari pelaksanaan Ujian Nasional, hari penentuan kelulusan siswa kelas 9 se-Indonesia. Hari demi hari kami lalui dan tanpa terasa kami semua telah melalui Ujian Nasional tingkat SMP se-Indonesia. Aku tidak sabar menunggu hasil Ujian Nasional. Sebelum pengumuman hasil Ujian Nasional, SMA-SMA negeri RSBI mengadakan tes untuk menerima siswa baru. Aku mengikuti Tes di SMA Negeri 1 Depok, hampir semua teman-teman SMP ku mengikuti tes yang diadakan SMA Negeri 1 Depok. Tiga hari kami jalanin dan tes tertulispun berakhir pada hari rabu. Aku dan teman-teman yang lain harap-harap cemas menunggu hasil pengumuman UN dan pengumuman tes tertulis di SMA Negeri 1 Depok.
Hari pengumuman tes tertulispun tiba. Aku dan teman-teman pergi menuju SMA Negeri 1 Depok untuk melihat hasil tes tertulis. Saat aku tiba di SMANSA Depok, aku melihat beberapa temanku yang sudah datang terlebih dahulu, ada yang tersenyum bergembira, ada yang menangis terharum ada pula yang menangis sedih, hal itu menambah rasa khawatir ku. Aku pun berlari ke papan pengumuman dan bergegas mencari namaku. Dan betapa senangnya diriku saat mengetahui aku lolos seleksi tertulis, aku bergabung dengan teman-temanku yang lain dan aku melihat Fabian. Teman-teman ku menyapa Fabian dan bertanya “Bian, gimana hasil lo ? Pasti spektakuler, haha...” Fabian hanya berkata “Tidak, hasilnya tidak terlalu jauh dengan peringkat Calista, ya kan Cal ?” Aku yang tidak terlalu memperhatikan nama Fabian di papan pengumuman hanya bisa mengangguk.
Setelah tes tertulis, aku dan teman-teman masih harus menjalani tes wawancara siswa dan orang tua murid, dan tahap terakhir adalah penyerahan nilai UN. Aku menjalani tes wawancara bahasa inggris pukul 10 pagi, dan bisa dibilang semua berjalan dengan lancar. Beberapa hari kemudian aku menemani mama untuk mengikuti tes wawancara orang tua. Aku menunggu bersama teman-temanku. Mama keluar dan bercerita bahwa itu hanya memberitahukan bagaimana tahap selanjutnya bila aku lolos dan setelah penyerahan nilai UN, nilai akan diakumulasikan lagi. Aku dan mama pun pulang ke rumah. Hari pengumuman UN pun tiba, selama di perjalan menuju SMP, aku dan mama khawatir memikirkan nilai hasil UN ku. Sesampainya di sekolah, mama mengisi absensi orang tua siswa dan masuk ke dalam kelasku. Kela 9.1. Wali kelasku menyapa para orang tua siswa, dan memberikan sedikit penjelasan yang tidak dapan aku dengar dari luar kelas, aku hanya bisa melihat para orang tua yang mengerutkan keningnya mendengarkan penjelasan wali kelasku. Setelah wali kelasku memberikan penjelasan, acara selanjutnya adalah pembagian hasil UN. Dimulai dari absen pertama, orang tua teman-teman ku keluar satu persatu, ada yang tersenyum, ada yang menggelengkan kepala karena hasil yang tidak sesuai harapan mereka, dan beberapa dari mereka ada yang bertanya “Calista yang mana ? Oh... Selamat ya Calista” mereka tersenyum kepadaku dan mengucapkan selamat. Aku hanya bisa tersenyum dan tidak mengerti maksud dari ucapan selamat mereka, dan saat mamaku keluar dia tersenyum dan berkata “Selamat ya Cali, nilai kamu tertinggi di kelas, tapi kamu tidak masuk peringkat 10 besar paralel sekolah, tapi gak apa-apa, ini juga udah bagus kok”
Aku sangat senang melihat hasil UN yang diluar dari perkiraanku. Saat aku berjalan ke kantin untuk membeli minum, aku bertemu Fabian dan orang tua nya, Fabian menyapaku “Hai Cali, gimana hasil kamu ? Sesuai dengan target ? Nilaiku teringgi di 9.5 loh, hahaha... kamu ? Kan kamu masih hutang peringkat sama aku, katanya kamu bisa ngalahin peringkat aku. Mana ? Peringkat seleksi SMANSA dibawah aku, gak jauh sih, tapi tetep aja dibawah aku. Nah nilai UN apa kabar ? Dibawah atau diatas nih ?” Aku menjawab dengan sedikit kesal “Aku juga tertinggi di 9.1 kok. Tuh kan, aku juga bisa kan kayak kamu” Fabian menjawab “Hei, aku kan gak bilang kalau kamu gak bisa ngalahin aku. Kamu lebih pinter dari aku, tapi kamu gak pernah sadar itu. Kamu selalu nganggap diri kamu kalah sama aku. Kamu tuh kurang usaha. Nilai kamu berapa?” Aku menjawab dengan kesal “38,15. Nilai math aku 10,0 haha... Nilai math 100 sih udah biasa kayaknya di SMP kita, tapi tetep aja aku seneng. Kamu juga 10,0 kan ?” Fabian menjawab “wow... Keren Cali, nilaiku diatas kamu, tapi gak ada angka 10,0 hahaha... nilaiku Cuma 38,30” aku mendengus mendengarkan komentarnya “Cuman ? Bian. Aku gak ngerti lagi sama kamu, nilai segitu kamu bilang ‘Cuman’ ? Bersyukur wey” Fabian berkata “Hahaha... Sama aja kayak kamu, kamu selalu membandingkan diri kamu dengan orang-orang yang lebih dari kamu. Aku juga gitu, liat anak 9.2 yang meraih nilai tertinggi sekota Depok. Nah itu baru keren” Aku hanya menjawab “okey, kamu dia bukan tandingan aku nilai dia 39, sekian. Mana sanggup lah aku” Fabian menjawab “Eh iya Cali, ini mama aku. Ma, ini Calista, yang aku bilang dia selalu obses buat ngalahin aku, tapi gak perna berhasil karen ke’pesimisan’ dia. Haha...” aku hanya tersenyum paksa mendengar komentar Fabian. Fabian dan orang tua nya pergi meninggalkan kantin dan bergegas pulang.
Seminggu setelah hari pengumuman UN aku sibuk memberikan berkas nilai UN untuk diberikan ke SMANSA. Beberapa teman ku yang tidak lolos seleksi SMANSA ada yang mengikuti seleksi penerimaan siswa baru di SMA Negeri di Jakarta, dan ada juga yang sibuk mempersiapkan berkas untuk mengikuti pendaftaran SMA jalur Online. Aku mendengar kabar kalau Fabian mengikuti tes penerimaan siswa baru di SMA Negeri 28 Jakarta. SMA Negeri 28 Jakarta bisa dibilang SMA yang di idam-idamkan oleh anak-anak SMP Jakarta untuk bersekolah disana. Minggu-minggu terakhir di SMP aku mendengar kabar bahwa Fabian lolos seleksi penerimaan siswa baru di SMA 28 Jakarta, dihari selasa Fabian mengajakku untuk berbicara seperti biasa. Fabian membuka pembicaraan dengan menanyakan kabar pengumpulan berkas untuk diberikan ke SMANSA “Cal, gimana urusan kamu di SMANSA ? Udah beres ? Cie yang udah pasti masuk SMANSA” aku bingung mendengar komentar Fabian “Udah selesai kok, bukan nya kamu juga udah pasti masuk SMANSA ?” Aku bertanya dan berpura-pura tidak mengetahui perihal kelulusan nya di SMA 28. Fabian menjawab “Cali, aku mau ngasih tahu kamu sesuatu, tapi sebelumnya aku mau tanya sesuatu ke kamu, boleh ?” Aku mengangguk tanda menyetujui permintaan nya. “Apa kamu mau menunggu seseorang lebih dari 3 tahun ? Apa kamu akan tetep setia selama 3 tahun lebih untuk menunggu ? Atau kamu tidak akan menunggu seseorang selama 3 tahun ?”. Aku menjawab “Menunggu ? Apa alasan untuk aku menunggu ? Dan apa alasan untuk aku tidak menunggu ? Dan apakah penantian panjangku akan mendapat balasan yang sebanding ? Apakah orang yang aku tunggu akan kembali kepadaku bila aku menunggunya ? Apa bukti dia akan kembali ? Mungkin aku tidak akan menunggu, tapi itu jika dia tidak bisa menjaga perasanku yang setia menunggunya untuk selama itu. Dan mengapa kau menanyakan hal ini ?”. Fabian mengangguk dan berkata “Iya menunggu, menunggu diriku. Alasan kau untuk menunggu adalah untuk menjadi orang satu-satunya dihidupku yang aku sayang. Alasan kau untuk tidak menunggu adalah begitu banyak laki-laki yang juga menginginkan mu dan lebih baik dari ku. Penantianmu akan sangat aku hargai, akan aku balas dengan semua yang aku punya. Dan aku pasti kembali padamu. Aku tidak bisa memberikan bukti nyata, tapi aku pasti kembali padamu. Dan jika kau memilih untuk tidak menunggu, aku akan sangat menyesal karena kehilangan kebodohan mu”. Aku tak bisa menahan air mata dan berkata “Apa yang ingin kamu sampaikan ? Jangan membuat ku sedih. Atau aku akan membencimu”, Fabian berkata “Aku memutuskan untuk melanjutkan SMA di SMA 28, tetapi aku tidak bisa untuk melepaskan senyuman selamat pagimu yang biasanya aku dapatkan. Aku tidak bisa membawamu bersamaku. Kau telah memilih, dan aku tidak bisa melakukan apapun, kesempatan hanya datang sekali. Kesempatan bersekolah di 28 dan kesempatan memilikimu. Aku memang egois bila menginginkan keduanya. Tapi aku manusia. Selalu egois. Benar kan ? Dan aku sangan berharap kau mau mengunci hatimu dan menunggu ku.” Aku berkata “Ya, kau memang egois, dan kau memang selalu mendapatkan apa yang kau inginkan, dan mengapa aku hanya bisa mengalah ? Mengapa aku harus selalu mengalah ? Kau fikir selama ini aku tidak menunggu mu ? Bodoh ! Mungkin kau harus mengikuti les untuk mempertajam rasa perduli terhadap orang sekitarmu.” Fabian tersenyum dan berkata “Jadi, kau mau menunggu ku ? Aku tidak memaksamu. Sungguh. Tak apa bila kau tidak ingin menunggu.” Aku mengerutkan kening dan berkata “Jadi ? Kau tidak ingin aku menunggu ?” Fabian berkata “TIDAK ! Aku sangat ingin kau menungguku. Aku pasti akan kembali menjemputputmu. Tunggu aku 3 Tahun lagi.”
Sejak hari itu aku jarang melihat Fabian secara langsung. Aku hanya mengetahui kabarnya dari pesan yang ia kirimkan melalui ponselnya. Dan aku masih tetap disini, di tampat yang seharusnya menjadi temapat aku dan Fabian menghabiskan waktu SMA bersama, berangkat kesekolah dengan tujuan yang sama. Dan aku selalu berharap Fabian mengetahui kegiatan apa yang aku lakukan dan yang akan aku lalui. Aku masih menunggu dirinya menyapaku di gerbang sekolah setiap pagi, walau itu tidak akan pernah terjadi lagi, setidaknya aku masih bisa menunggu “Cinta Untuk Calista” yang Fabian persiapkan untukku.

Kamis, 18 April 2013

untitled

Gue emang bener-bener jahat ya kayaknya -,- gue... aduh susah jelasin nya, gue dilema -,- hmmm.... gimana rasanya memilih hal yg emang bener-bener gak bisa lo pilih ? -,- sedih sekaliiiii bunggggg......... masalahnya pilihan nya sama-sama unggul, sama-sama baik, sama-sama... arghhhh.... susah jelasin nyaaa.... cuma bedanya yang satu bisa lo gapai kapan aja, dan yang satu cuma bisa lo gapai disaat dia dateng ke lo (?) bingung kan ? Gue jugaaaa.... hmmm.... firasat gue sih, cuma di phpinnn.... Atau gue yang phpin sih disini posisinya ?  -,- yang jelas ini sangat rumit -,- lebih rumit dari soal matematika olimpiadeee kayaknya -,- hm. masa bodo lah dengan dia pokoknyaaaa....... ku hanya ingin hidup layaknya murid sma biasa~

Sabtu, 23 Februari 2013

Terserah

Hai :) udah lama ya gak ngeblog :) oh iya mau ceritain tentang danu lagi nih :) dan, Kamu sekareng gitu. Hua.... bener-bener gak enak deh kita yang sekarang. Kamu sama sekali gak ada perhatian nya ke orang yang ada di deket kamu. Lo tuh udah gak nyariin gue kayak dulu. Oke gue tau lo udah gak butuh gue. u,u terus lo makin leluasa ninggalin gue. Yaaaaa...... karena gue makin gampang dibegoin juga kali. Intinya looooooooo selalu bikin gue nangis. Capek tau gak bete terus ke lo. Nangis buat lo. Hm. Gue udah gak ngerti lagi jalan keluar buat kita apa. Semuanya serba salah. Dan jatohnya gue kayak ngebenci lo. Haha.

Sabtu, 12 Januari 2013

28 ^^

Hehehe.... Kenapa judulnya 28 ? Karen gue akan menuliskan tentang SMAN 28 Jakarta (sekolahnya Irfan Danu :p) gue cari semua yang gue mau tau tentang SMA ini :) Mulai dari nampak gedung sekolahnya, Fasilitasnya, Profil Semua guru dan stafnya. Prestasinya, Info terkait yang akan dijalanin muridnya dekat-dekat ini :) Gue seneng gue punya temen siswa SMA 28 (re:Danu) Gak tau kenapa gue dan apa yang gue lakukan dan untuk apa gue melakukan semua ini ? Yang jelas tangan gue tergerak untuk mencari tau semua tentang 28. Semua itu bukan karena Danu doang kok. Tapi juga karena impian gue yang gak akan pernah tercapai :) Okey, Danu gak tau tentang masalah mimpi gue itu. Dan gue juga gak akan menceritakan itu ke siapa-siapa lagi u,u lagian kemaren gue cerita ke anak refleksif karena keceplosan doang x_x Gak tau kenapa gue sangat ingin tumbuh besar lebih cepat dan gue ingin segera mempunyai anak-anak yang akan gue berikan kebebasan yang sangat besar ke mereka. Dan gue gak akan membiarkan semua mimpi mereka terhenti ataupun terhalangi oleh hal apapun. Gue mau memfasilitasi anak-anak gue sebaik mungkin. :) Dan gue mau menceritakan semua yang gue alami sekarang, kekecewaan, kebahagiaan, keberuntungan, dan semua nya ke anak-anak gue. Terutama ke anak perempuan gue. Oke, kalo lo semua ngebaca ini mungkin lo semua akan berfikir bahwa gue terlalu ngebet buat punya anak atau apalah itu. Mungkin karena lo semua gak berada di posisi gue. Dan gak tau apa yang gue rasain dari dulu sampe sekarang :) Oke balik lagi ke tema sesuai judul :) SMA 28 adalah SMA yang luar biasa bangettt... :D Entah fikiran itu muncul karena gue terlalu dipengaruhi oleh keinginan gue yang dulu apa gimana yang jelas karena kedahsyatan sekolah itu yang cetar membahana badai ituuu, membuat gue selalu mengubah sikap setiap denger kalimat "Gue anak 28" -_- nyesss...... Yaudah deh :D gue gak mau membagi semua yang gue rasain tentang 28 ke kalian secara terperinci :D intinya simpulkan sendiri ya :D yang jelas gue gak akan pernah mendekatkan diri dengan hal yang selalu membuat gue galau. :) Night all~

Kamis, 10 Januari 2013

Danuuuu~

Malam Danu~ :) Have a nice dream ya~ Tidur yang nyenyak~ Mimpi Indah~ Mimpi bertemu Ajeng~ Aku mau memeluk tidur kamu :) aku mau menemani kamu. Tapi aku tidak bisa. Biarkan semuanya berlalu. Aku memang hanya bisa dan hanya pantas melihat semua yang ada. Mimpi indah sekali lagi buat Danu~ :) ({}) ({}) ({}) ({}) ({}) ({})

:):

:): emot yang pas buat semua yang gue hadapi hari ini :) Mungkin ini sudah saatnya gue untuk melepaskan Danu :) Mungkin Danu emang sudah bukan buat gue lagi :) gue seneng kok Novia lumayan deket sama Danu :) Kalau mereka ber2 ngablu gak pernah bersedih kan :) gak kayak kalau Danu sama gue. Danu pasti sedih kalau sama gue. Ya. Ini saatnya melepaskan dia. Aku tau kok Danu masih sayang sama Ajeng :) Aku juga tau Danu lebih memilih Gita :) Aku juga tau Danu masih menginginkan Silvia :) Dan aku juga tau kalau aku gak pernah diingin kan siapa-siapa :) Hari ini ultahnya Ajeng~ :) Happy Birthday ya Ajeng~ :) Happy Birthday juga buat Salwa~ Gue bingung apa yang gue punya di dunia ini ._. harta ? Tidak sama sekali. Cantik ? Tidak. Pintar ? Tidak. Teman ? Apa ada yang mau menjadi temanku ? jawaban nya "Tidak ada" ._. orang yang menyayangi ku ? Tidak ada~ hmmm.... Aku harus apa ? x_x entah mengapa aku mulai merasakan kalau Danu masih mempertahankan diri menjadi kekasihku bukan karena alasan cinta seperti dulu, melainkan dia hanya mencari "Status". Dia sudah tidak seperti dulu :) aku merasakan cintanya yang pergi dengan perlahan tapi pasti :) Menyakitkan memang. Tetapi aku bisa apa ? Itu perasaan dia. Bukan aku pemilik atas hak perasaan dia :) Mungkin dia berkata bahwa aku adalah segalanya baginya. Tetapi aku tau, aku merasakan, bahwa aku bukan apa-apa baginya. Mungkin dia tidak menyadari itu. Tapi aku merasakan nya. Hati itu telah berubah. Rasa itu sudah tak seperti dulu. Aku berusaha untuk melepaskan kamu. Tapi sulit Dan... Kamu... Kamu disini, di dalam hati aku. Di ruang yang paling dalam dan paling spesial. Tapi aku tau kamu sudah tidak betah berlama-lama di dalam hati aku . Ingat kan pesan-pesan aku yang kemarin-kemarin ? Walaupun kamu bukan untuk aku, dan kita sudah tidak bersama, kita akan tetap menjadi teman :) Aku mau lihat Evans, Fabian, Ferrell, dan Celesta suatu hari nanti :) walaupun mereka bukan anak aku sama kamu :) aku mau lihat Evans, Fabian, Ferrell, dan Celesta lain dari wanita kamu :) aku mau mereka, yang dulu kita tunggu menjadi kenyataan, walau nama mereka bukan Evans, Fabian, Ferrell, atau celesta. Danu... :) maaf untuk 365 hari di tahun 2012 + 10 hari di tahun 2013 ini kamu bersikap sangat amat baik ke aku :) kamu sudah memberikan kasih sayang yang benar-benar lebih ke aku. Maaf kalau aku dalam 375 hari itu selalu merusak hari kamu. Aku yakin kamu pasti bakal lebih bahagia ke depan nya :) walau tanpa aku :) Maaf ({}) ({}) ({}) ({})

Selasa, 08 Januari 2013

New Year 2013

Haiiiiii~ maaf baru ngepost lagi ~ u,u oh iya Happy New Year semua~ ^^ Etha sama Danu sudah melewati tanggal 21 di tahun 2012~ :) semoga kami terus bersama ya ~ :) oh iya, seperti biasa mau curhat tentang Danu ~ liburan semester kemaren seru deh :D pas abis bagi rapor aku sama Danu ngerayain Anniv~ nonton + Fotobox :D itu fotobox pertama gue bareng Danu :') wkwkwk...... Yang tadinya gue ngerasa kehilangan Danu. Gak tau kenapa gue jadi ngerasa Danu 24 jam punya gue disaat libur itu :) tapi..... Sekarang setelah masuk sekolah lagi gak tau kenapa... Danu balik lagi kayak sebelum libur :) Gak tau kenapa gue ngerasa... *susah dijelasin* Gue pengen banget liat dia sokolah diluar negeri :D gak tau kenapa :) Tapi... Ya... Gue sadar kok, kalau dia sekolah diluar otomatis gue harus ngelepasin dia :) *mencoba tegar* mana mungkin lah gue maksain tetep jadi cewek dia u,u walaupun gue sangat ingin, tapi gue tau kok sifat cowok yang selalu mau dimanja dan dilayani u,u jadi ya gue juga tau kalau gue gak secantik wanita lain :) walaupun dia bilang secantik apapun cewek lain yang ada di hatinya cuma gue, tapi gue tauuuu.... dia cowok normal :) Siapa sih yang gak mau punya cewek cantik, setia 24 jam dan bisa diajak jalan, nemenin disaat-saat tertentu :) gue emang ceweknya :) tapi gue tau kok, gue kalah perhatian sama mereka-mereka yang ada di samping dia, nemenin hari-hari dia, ngadepin susah seneng bareng dia setiap hari :D Punya 1 Danu di hidup gue aja gue udah merasa sangat beruntung tuhan mengirimkan seseorang bernama Danu di hidup gue, apalagi 2 kayak yang sekarang Tuhan kasih ke gue :) Ya, memang sekarang gue dan Danu menjalani hubungan ini :) dan kita ber2 berharap suatu hari nanti semua rasa ini akan sampai pada titik dimana puncak dari semua rasa bahagia, sayang, cinta, kasih dan semua yang kita punya :) Tapi siapa yang tau kalau besok, atau kapapun Tuhan inginkan gue dan Danu harus berhenti di satu titik koordinat ? :) Disaat oarang tua gue gak bisa legi gue percaya untuk bahagia bersama gue, Tuhan ngasih rasa percaya gue yang besar ke Danu :) Yang gue khawatirin cuma 1. Gue bukan takut karena akan sakit hati bila ditinggal Danu suatu hari nanti :) tapi gue takut gue gak bisa ditinggal danu pergi karena gue gak punya temen untuk berbagi apa yang gue rasain dan apa yang terjadi sama diri gue :) Gue cuma takut keegoisan gue muncul dan membuat Danu susah melepaskan diri dari gue .-. Gue ngelewatin banyak masalah kehidupan, seneng nya menjalani hidup, basah, panas, dingin, menentukan sesuatu. Semua nya bareng Danu :) coba deh bayangin kalau tiba-tiba orang yang paling deket sama lo harus pergi dan gaka akan pernah kembali buat lo. U,u jadi apa siklus hidup di diri lo ? u,u Lagian gue sama Danu belom apa-apa menjalani semua ini :) belom tentu gue di terima di lingkungan sekitar Danu kayak di keluarganya, atau di kalangan temen nya. :) Di otak gue ada 1001 pertanyaan tentang kehidupan gue dan Danu yang akan datang :) beserta ke khawatiran gue. Jujur gue suka bete ke danu saat dia tinggalin tidur atau kemana gue selalu berpikiran "ok, siapin diri lo tha.... Danu ngilang dan bisa aja pas bali dia bilang 'Aku mau ngomong serius sama kamu. Maaf, kita sampe sini aja' u,u nyesssss........." ok jujur gue ngaku kalau pemikiran gue itu sangat "Negative Thinking" u,u tapi semua yang gue khawatirin beraslasan kok. :) 1. Karen gue gak cantik. 2. Gue gak tinggi kayak model. 3. Gue gak pinter. 4. Gue gak gaul. 5. Gue gak suka gaya cewek. 6. Gue punya rambut yang sangat gak menandakan kalau gue cewek. Bukan tipe cewek idamakn kan ? u,u gue bisa aja dibuang dalam sekejap mata sama Danu :) Dan semoga kalau itu terjadi gue bisa siap menghadapi apapun yang akan gue alami :) Gue cuma mau Danu nemenin gue ngejalanin hidup gue yang menyeramkan bagi gue. Lebih menyeramkan dari yang kalian bayankan dan yang kalian tau :)